Senin, 28 November 2011

Topik, Tema dan Kerangka Karangan

Topik, Tema dan Kerangka Karangan

1.1 Pendahuluan
Selama ini, jika seseorang akan mengarang, biasanya yang pertama kali ditentukan adalah tema. Tema sering dianggap orang sebagai sesuatu yang paling sentral dan sakral dalam urusan karang-mengarang, sedangkan topik dianggap tidak sesakral tema dan dibicarakan kemudian. Agak kurang adil rasanya bila dalam hal mengarang, masalah tema terlalu diistimewakan sementara topik agak dianaktirikan. Penulis sama sekali tidak menentang pendapat yang menganggap tema sebagai satu langkah awal yang penting dalam mengarang.
Selama ini sudah banyak calon penulis yang tersandung atau sulit mengembangkan idenya karena terpaku pada prosedur mengarang yang diawali dengan penulisan tema. Teori tentang tema dan praktik perumusan tema sehari-hari sering rancu.
Dapat di bayangkan kesulitan muncul jika membuat karangan yang bertumpu pada tema yang bersifat umum dan abstrak. Disisi lain, bila bertolak dari tema yang pendek tadi timbulpula kesulitan karena belum ada ide yang dapat ditangkap oleh calon penulis. Selain itu, ide yang sederhana memang cukup jelas jika dirumuskan dalam satu kalimat. Namun, ide yang lebih besar dan luas tentu tak ada salahnya jika dirumuskan dalam satu alinea, asalkan idenya tunggal dan bulat. Keharusan merumuskan tema dalam satu kalimat agaknya memasung keinginan memperjelas tema.
1.2 Topik dan Judul
Topik berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan. Topik karangan adalah suatu hal yang akan digarap menjadi karangan. Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan Masalah apa yang akan ditulis? Atau Hendak menulis tentang apa?. Jika seseorang akan mengarang, terlebih dahulu harus memilih dan menetapkan topik karangannya. Ciri khas topik terletak pada permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai.
Adapun judul karangan yang pada dasarnya adalah perincian dan penjabaran dari topik. Jika dibandingkan topik, judul lebih spesifik dan sering menyiratkan permasalahn atau variabel yang akan dibahas. Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangannya bersifat umum dan ruang lingkupnya juga sangatlah luas. Judul karangan sedapat-dapatnya singkat dan padat, menarik perhatian, serta menggambarkan garis besar pembahasan.
Jika memilih topik, tentu saja masalah yang dipilih adalah yang menarik perhatian penulis. Tidak jarang permasalahn yang dipilih itu bersifat umum dan terlalu luas. Sebelum mengangkat sesuatu menjadi topik dalam tulisan, pengarang harus benar-benar mengetahui pokok persoalannya. Agar pembicaraan pengarang tidak melebar, hendaknya topik itu dipersempit atau dibatasi sesuai dengan maksud dan rencana pengarang.
Cara pertama untuk mempersempit pokok pembicaraan dapat dilakukan dengan memecah pokok pembicaraan menjadi bagian-bagian yang makin kecil yang disebut subtopik.
Cara kedua ialah dengan menuliskan pokok umum dan membuat daftar aspek khusus apa saja dari pokok itu secara berurutan ke bawah. Dari daftar itu dapat dipilih salah satu aspek untuk dijadikan topik karangan.
Cara ketiga dapat dilakukan dengan mengajukan lima pertanyaan berikut mengenai poko pembicaraan : apa, siapa, dimana, kapan dan bagaimana. Dalam setiap kolom dituliskan aspek-aspek khusus dari pokok pembicaraan. Dengan cara itu akan diperoleh satu aspek untuk diangkat menjadi pokok bahasan karangan.
1.3 Tema
Tema berarti pokok pemikiran. Ide atau gagasan tertentu yang akan disampaikan oleh penulis dalam karangannya disebut tema karangan. Penetapan tema sebelum mulai mengarang sangatlah penting untuk pedoman menulis secara teratur dan jelas sehingga isi karangan tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan.
Tema juga dapat diartikan sebagai pengungkapan maksud dan tujuan. Tujuan yang dirumuskan secara singkat dan wujudnya berupa satu kalimat disebut tesis. Tesis dapat juga diartikan sebagai pernyataan singkat tentang tujuan penulisan. Walaupun tema dan tesis itu sebenarnya berada didalam pikiran penulis, sebaiknya tetap dirumuskan secara eksplisit, terutama bagi penulis pemula. Rumusan itu akan memermudah penulis menyusun kerangka karangan.
1.4 Kerangka (Outline) Karangan
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan antara gagasan-gagasan yang ada. Melalui kerangka karangan, pengarang dapat melihat kekuatan dan kelemahan dalam perencanaan karangannya.
Kerangka karangan dapat mengalami perubahan terus-menerus untuk mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna. Dalam proses penyusunan karangan ada tahapan yang harus dijalani yaitu memilih topik, mengumpulkan informasi, mengatur gagasan dan menulis karangan itu sendiri. Pengaturan gagasan itulah yang dapat diumpamakan sebagai kerangka.
Secara terinci kerangka karangan dapat membantu pengarang/penulis dalam hal-hal sebagai berikut:
a) Kerangka karangan akan mempermudah pengarang menuliskan karangannya dan dapat mencegah pengarang mengolah suatu ide sampai dua kali, serta mencegah pengarang keluar dari sasaran yang sudah ditetapkan.
b) Kerangka karangan akan membantu pengarang mengatur atau menempatkan klimaks yang berbeda-beda didalam karangannya.
c) Bila kerangka karangan telah rapi tersusun, berarti separuh karangan sudah selesai karena semua ide sudah dikumpul, dirinci dan diruntun dengan teratur
d) Kerangka karangan merupakan miniatur dari keseluruhan karangan. Melalui kerangka karangan, pembaca dapat melihat intisari ide serta struktur suatu karangan.
1.4.1 Bentuk Kerangka Karangan
Kerangka karangan ada dua macam, yaitu kerangka topik dan kerangka kalimat. Dalam praktik pemakaian, yang banyak dipakai adalah kerangka topik.
Isi kerangka topik terdiri atas kata, frasa dan klausa yang didahului tanda-tanda yang sudah lazim untuk menyatakan hubungan antar gagasan. Tanda baca akhir (titik) tidak diperlukan karena tidak dipakai kalimat lengkap.
Kerangka kalimat lebih bersifat resmi dan isinya berupa kalimat lengkap. Pemakaian kalimat lengkap menunjukan diperlukan pemikiran yang lebih luas dari pada yang dituntut dalam kerangka topik. Tanda baca titik harus dipakai pada akhir setiap kalimat yang dipakai untuk menuliskan judul bab dan sub bab.
1.4.2 Pola Penyusunan Kerangka Karangan
Ada dua pola terpenting yang lazim dipakai untuk menyusun kerangka karangan yaitu :
1.4.2.1 Pola Alamiah
Pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial yaitu ruang(tempat) dan waktu.
a) Urutan Ruang
Pola penguraian yang menggambarkan atau Mendeskripsikan keadaan suatu ruang atau tempat, contohnya : kantor, gedung, stadion, lokasi/wilayah tertentu.
b) Urutan Waktu
Pola penguraian berdasarkan urutan kejadian suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa secara kronologis, contohnya : Kerangka karangan sejarah
1.4.2.2 Pola Logis
Pendekatan berdasarkan jalan pikiran atau cara berpikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika. Cara berpikir ada beberapa macam dan pendektan nya berbeda-beda bergatung pada sudut pandang dan tanggapan penulis terhadap topik yang akan ditulis. Itu sebabnya dalam kerangka pola logis timbul variasi penempatan unit-unit. Adapun macam-macam urutan logis adalah klimaks-antiklimaks, sebab akibat, pemecahan masalah dan umum-khusus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar